Kamis, 28 November 2013

KONFIGURASI KOMPETISI INTI INDUSTRI KAB. BANYUASIN



Pada (Focus Group Discustion) FGD  akhirnya disepakati produk prioritas dari industri unggulan daerah, yaitu produk Olahan Hasil Perikanan (Ikan dan Udang) sebagai prioritas pertama dan produk Olahan berbasis Karet (Lateks) sebagai prioritas kedua. Hal ini didukung oleh jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Banyuasin II sebanyak 20.378 orang jiwa (laki-laki) dan 21.229 orang jiwa (perempuan).

Penduduk Kecamatan Banyuasin II  sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan dan ibu rumah tangga sebagai pengolah hasil perikanan. Untuk pengolah krupuk/kemplak ± 50 Kelompok Usaha Bersama, pengolahan terasi 10 kelompok dan pengolahan ebi 30 kelompok. Setiap Kelompok Usaha Bersama beranggotakan 5 (lima) sampai dengan 10 (sepuluh) orang. Sedangkan untuk di Kecamatan Tanjung Lago ± 50 IKM.     

Pohon Industri Produk Unggulan Daerah
Produk unggulan prioritas pertama sesuai dengan hasil FGD kedua adalah produk yang berbasis kepada Hasil Pengolahan Perikanan yang mencakup Ikan dan Udang. Berbagai produk hasil pengolahan ikan dan udang disajikan pada Pohon Industri Hasil Pengolahan Hasil Perikanan (Gambar 1).  Pada pohon industri tersebut terlihat terdapat sebagian produk hasil pengolahan perikanan yang tidak dapat diusahakan oleh IKM karena membutuhkan investasi besar, diantaranya produk ikan/udang beku dan ikan dalam kaleng.


Kompetensi Inti Industri
Hubungan antara rantai nilai dengan kapabilitas dan kompetensi suatu industri, didasari suatu keterampilan dan keahlian khusus yang dimiliki  industri tersebut yang merupakan bagian dari rantai nilai.  Keterampilan diperlukan bagi suatu industri untuk dapat meraih peluang  memasuki pasar satu ke pasar yang lain.
Sesuai dengan kondisi rantai nilai industri pengolahan hasil ikan/udang dengan produk unggulan kemplang, kerupuk, terasi, ebi, ikan asin, ikan asap/selai di Kabupaten Banyuasin. Alternatif kompetensi inti industri tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut,
1)            Penyediaan (pasokan) bahan baku Ikan, dan udang
2)            Penguasaan pasar (domestik dan ekspor)
3)            Teknologi pengolahan ikan/udang,
4)            Transportasi dan distribusi produk atau bahan.
5)            Pengembangan sumberdaya manusia.
6)            Kelembagaan pelaku usaha.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan kompetensi inti industri adalah:
(1)     Memiliki ”aset” yang merupakan sumber keunggulan bersaing, baik yang bersifat tangible maupun intangible
(2)     Memberikan kontribusi dan manfaat serta biaya yang nyata bagi industri, yang merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha, serta
(3)     Keunikan  (Prahald dan Hamel, 1995). 

Berdasarkan kriteria tersebut, ditetapkan kompetensi inti yang berbasis industri pengolahan hasil ikan/udang. Berdasarkan hasil penilaian tersebut kompetensi inti industri daerah yang dipilih oleh Kabupaten Banyuasin adalah Industri Pengolahan Hasil Ikan/Udang yang fokus pada Kemampuan Pengolahan Berbagai Produk Makanan dari Ikan/Udang (diantaranya kemplang, kerupuk, terasi, ikan asin dll) KBLI : 10211-10212-10219
Hasil analisis menunjukkan bahwa kompetensi inti industri yang berbasis pengolahan hasil pengolahan ikan dan udang belum Cukup Baik dalam rangka pengembangan pasar domestik dan untuk menembus pasar ekspor. Kondisi ini disebabkan karena kelemahan dari segi mutu, kemasan produk, pengelolaan dan bentuk kelembagaan usaha yang membatasi kemampuan atau kapasitas usaha yang dapat menjamin volume dan kesinambungan pasokan untuk memenuhi permintaan pasar. Selain itu yang menjadi kendala lain adalah bahwa produk olahan ikan/udang yang dihasilkan oleh usaha industri rumah tangga/kecil yang ada saat ini belum mempunyai Sertifikat Mutu atau No.Pendaftaran Departemen Kesehatan.
Kondisi yang mendukung pemilihan kompetensi ini adalah karena masyarakat lokal sentra penghasil ikan dan udang khususnya di daerah pantai secara tradisional dan turun temurun telah melakukan pengolahan produk olahan tersebut, walaupun dengan teknologi sederhana.
Industri pengolahan hasil ikan/udang merupakan agroindustri, dan seperti umumnya agroindustri maka komponen biaya produk adalah bahan baku, baik dari aspek ketersediaan dan kesinambungan volume maupun mutu. Dalam hal kompetensi inti berupa kemampuan penyediaan pasokan bahan baku, hal ini juga didukung oleh fakta, bahwa usaha penangkapan ikan/udang merupakan suatu usaha yang secara tradisional dilakukan oleh penduduk setempat, khususnya didaerah pantai. Kompetensi inti penyediaan pasokan bahan baku tersebut juga didukung oleh ”aset” kondisi geografis dan kekayaan alam laut dan pesisir daerah Kabupaten Banyuasin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BEYONCE

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info