Kamis, 15 Agustus 2013

18 GUIDING THE PRINCIPLES OF MARKETING COMPANY



BAB I
PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang
Telah kita ketahui bersama bahwa tujuan perusahaan didirikan salah satunya adalah untuk mendapatkan benefit ( keuntungan ), oleh karena itu mungkin kita juga sepakat dengan pendapat para ahli ekonomi yang menyaatakan bahwa pemasaran merupakan ujung tombak suatu perusahaan. Mengapa demikian! Sebab mati-hidup, maju-mundur suatu perusahaan sangatlah ditentukan oleh suatu pemasaran pada perusahaan itu sendiri. Namun sekarang, kita bisa melihat dan merasakan sendiri betapa penting-nya suatu pemasaran pada suatu perusahaan terutama dizaman sekang ini.
 Tak lepas dari itu perkembangan zaman yang semakin modern ( era globalisasi ) ini pun menyebabkan berbagai bentuk perubahan yang terjadi di segalah aspek kehidupan, seperti bidang ekonomi, social, politik, budaya dll. Bidang ekonomi pun tak luput terkena dampaknya, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya system pemasaran pada suatu perusahaan yang semakin modern.
Beberapa tahun silam suatu perusahaan di dunia ini menggunakan Strategi Marketing Convensional dalam melakukan pemasaran terhadap produknya. Namun, sekarang ini pemasaran seperti itu sudah banyak ditinggalkan oleh perusahaan-perusahaan, utama nya perusahaan besar yang menguasai pasar. Banyak hal yang melatarbelakangi mengapa perusahaan-perusahaan meninggalkan strategi tersebut dan kemudian beralih pada “The Marketing Company” dengan kata lain merupakan suatu perusahaan yang mengedepankan 18 Guiding Principles of Marketing Company sebagai pegangan/landasannya, sebagai guiding value, sebagai prinsip-prinsip agar dapat bersaing di pasar baru maupun dapat bersaing di era zaman seperto sekang ini.
Dari 18 Prinsip-prinsip The Marketing of Company   ini di lambangkan sebagai The “M” house yang tahan terhadap berbagai factor, baik itu  factor eksternal ( factor dari luar ) maupun factor internal ( factor dari dalam ) change drivers, yang mempunyai dua pilar yang kuat pada bagian kanan dan kirinya. Kedua pilar tersebut sebagai pondasi yang kuat bagi perusahaan dalam menjalankan strategi pemasarannya.
Pelanggan sekarang mulai cerdas ( demanding customers ) tidak seperti dahulu-dahulu, dan bahkan pesaing sekarang pun sudah menakutkan di dalam bersaing memasarkan produknya. Bagaimanapun juga suatu persaingan membutuhkan aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang berbeda dari masa sebelumnya (Strategi Marketing Convensional) agar kita dapat bertahan dan memenangkan suatu persaingan. “ siapkanlah diri dengan berbagai added value untuk bersaing dalam pasar global dengan menggunakan 18  Guiding The Priciples of Marketing Company”.






B.2 Tujuan
1. Supaya kita sebagai mahasiswa memahami apa yang dimaksud dari 18 Guiding  Principle The Marketing of  Company

2. Diharapkan ketika kita berwirausaha kelak dapat mengimplementasikan 18 Guiding Principle The Marketing of Company di dalam kehidupan berbisnis/berwirausaha pada waktunya nanti

3. Diharapkan  18 Guiding Principle The Marketing of Company dapat diterapkan  dan dijadikan landasan/pegangan dalam memasarkan suatu produk kelak ketika kita menjadi wirausaha

4. Mempersiapkan diri kita kelak ketika menjadi wirausaha untuk menghadapi  persaingan dan tantangan dalam pasar global









BAB II
 PEMBAHASAN18 GUIDING THE PRINCIPLES OF MARKETING COMPANY
The Marketing Company merupakan suatu perusahaan yang mempunyai strategi atau dengan kata lain “18 Guiding Principles The Marketing Company” sebagai patokan/pegangan/landasan-nya, sebagai guiding value, prinsip-prinsip tersebut merupakan salah satu jalan untuk dapat bersaing di pasaran saat ini.
Dalam pasar globalisasi seperti yang terjadi saat ini, Strategy Marketing Convensioal yang dulu digunkan kini telah ditinggalkan dan kemudian semua perusahaan beralih pada The Marketing Company, yang disimbolkan sebagai “M” house dengan dua pilar di kanan dan kirinya. Dalam hal ini, The Marketing Company bukan hanya sebagai market driven company.
 Berikut ini ulasan dari kedelapan belas prinsip-prinsip tersebut, dengan kata lain The Marketing Company :
1.         The Principle of Company-Marketing is a Strategic Business Concept
            ( Pemasaran adalah konsep bisnis yang strategis )
Pemasaran adalah sebuah konsep bisnis yang strategi. Merupakan Prinsip pertama dari delapan belas prinsip dalam The Marketing Company, prinsip ini digunakan oleh perusahaan untuk menghadapi tantangan pasar, persaingan, dan juga untuk beradaptasi dengan dunia pasar yang baru. Seperti kata david Packard, pendiri hawlett-packard, marketing is too important for marketing department ( pemasaran terlalu penting buat sebuah departemen pemasaran ), oleh karena itu keputusan-keputusan segmentasi, potitioning, targeting, dan putusan-putusan sstrategis lainya harus dikendalikan dari atas.  
Pemasaran harus menjadi Konsep Bisnis Strategi dalam sebuah kerjasama, bukan hanya merupakan sebuah tugas fungsional dari sebuah departemen/perusahaan. Pemasaran juga harus diformulasikan oleh top management serta memegang tanggung jawab dalam menciptakan pelanggan yang loyal, baik internal, eksternal, maupun pelanggan investor.
Banyak faktor yang menyebabkan mengapa starategi Konvensional tidak dipakai atu digunakan lagi, salah satunya adalah strategi konvensional telah kehilangan kemampunnya untuk bersaing di pasaran global dan perusahaan “ditekan” oleh eksternal change drivers seperti  teknologi, ekonomi, pasar dan karena perusahaan juga mengalami perubahan internal organisasi perusahaan itu sendiri seperti shareholders, karyawan, dan kebudayaan organisasi.

2.         The Principle of Community-Marketing is Everyone Business
            ( Setiap orang adalah pemasar)
Apabila perang pemasaran terjadi di pasaran, maka perusahaan diwajibkan untuk menciptakan Added value ( Nilai tambah ) untuk costumer, sebab ini merupakan tugas utama setiap individu dalam suatu perusahaan ( Keputusan dan kesetian costumer/pelanggan merupakan tanggung jawab setiap anggota perusahan )
Dalam prinsip yang kedua ini perusahaan dituntut harus mempunyai misi yang sama di dalm perusahaan itu sendiri, sebab ini merupakan tanggung jawab dari setiap orang yang berada di dalamnya untuk dapat memuaskan dan mempertahankan pelanggan.

Pada sebuah perusahaan idealnya organisasi suatu perusahaan bersifat datar (flat) bahkan seharusnya tidak ada suatu tingkatan (layerless), karena pada dasarnya pemasaran dalam The Marketing Company tidak bertindak sebagai departemen. Karenanya seluruh departemen adalah departemen Pemasaran, dan semua fungsi adalah fungsi Pemasaran. Setiap orang adalah pemasar, apapun job description mereka.
Dalam The Marketing Company membentuk sebuah komunitas yang dinamakan komunitas pemasaran yang terdiri dari seluruh karyawan. Jadi, dalam komunitas ini setiap orang adalah pemasar. Sehingga tanggung jawab setiap orang tersebut adalah untuk dapat memuaskan dan mempertahankan pelanggan. Tanpa melihat pada jabatan dan departemen mana karyawan tersebut berada, dia harus terlibat dalam proses mempertahaankan pelanggan.

  1. The Principle of Competition-Marketing War is About Value War
( Perang pemasaran merupakan perang nilai )
Prinsip ini adalah pondasi ketiga dalam menjalankan The Marketing Company yang tidak hanya mengejar keuntungan semata dalam jangka pendek. Dalam hal ini Perusahaan memposisikan keuntungan sebagai sasaran jangka panjang dan value orientation sebagai sasaran jangka panjang. Oleh sebab itu, diharapkan dalm hal ini keuntungan akan mengikuti value.
Perang pemasaran bukanlah perang pemasaran dalam artian negatip namun perang pemasaran merupakan perang value. Sedangkan value dalam hal ini didefinisikan sebagai value adalah total get( total yang diterima pelanggan dari kita) dibagi total give(total yang diterima perusahaan dari pelanggan). Walupun pengaruh value tersebut diformulasikan secar signifikan, ide utama dibalik prinsip tidak berubah. Value adalah kunci untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan
 Berikut adalah alternatif formula penciptaan value untuk memenangkan persaingan :
“ Meningkatkan manfaat dan mengurangi pengeluaran, Meningkatkan manfaat dan mempertahankan pengeluaran pada tingkat yang konstan, Mempertahankan manfaat pada tingkat yang konstan dan mengurangi pengeluaran, Meningkatkan manfaat secara signifikan dan menaikan pengeluaran, Mengurangi manfaat dan pengeluaran secara signifikan “
4.         The Principle of Retention-Concentrate on Loyalty Not Just Satisfaction
            ( Konsentrasi pada loyalitas, tidak hanya pada kepuasan )
Pada era globalisasi sekarang ini, dimana konsumen bebas memilih/mempunyai banyak pilihan dalam menentukan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan. kepuasan pelanggan tidaklah menjadi sebuah jaminan bahwa pelanggan tersebut menjadi loyal. Sekarang ini Kepuasaan telah meningkat menjadi sebuah komoditas penting. Sebab, Kepuasan merupakan sebuah proses awal dan seterusnya, bukan merupakan hasil akhir. Dalam hal ini, Sasaran akhir The Marketing Company adalah loyalitas pelanggan.
Pada prinsip keempat ini The Marketing Company menekankan kepada loyalitas bukan hanya kepuasaan pelanggan semata. Maka pastas jika prinsip ini disebut-sebut sebagai prinsip Puncak (Topping) pertama dalam The Marketing Company, maka tidak akan cukup apabila The Marketing Company hanya mementingkan kepuasan pelanggan. Karena memang pada faktanya Sasaran akhir dari The Marketing Company adalah loyalitas pelanggan.
Hal yang paling penting bagi The Marketing Company adalah kualitas dari keuntungan, bukan komoditas dari keuntungan. Sudah terbukti biaya untuk mendapatkan seorang pelanggan lebih besar dari biaya untuk mempertahankan pelanggan satu orang pelangan. Oleh karena itu, keuntungan seharusnya didapat lebih banyak daripada existing customers dll. Maka tidak salah jika saya menarik kesimpulan bahwa Loyalitas pelanggan telah menjadi moving get tersendiri bagi The Marketing Company agar tetap kompetitif.

  1. The Principle of Integration–Concentrate on Differences, Not Just Averages
( konsentrasi pada diferensiasi, tidak hanya rata-rata )
Di dalam prinsip ini menuntut perusahaan agar mampu menjalin hubungan keakraban pada pelanggannya. Pada situasi yang kacau setiap pelanggan akan menjadi khas (unique). Hal ini yang mendasari sebuah fakta yang sangat jelas bahawa semua pelanggan yang diciptakan tidak sama ( setiap pelanggan itu berbeda/tidak ada yang sama.
Prinsip ini menekankan bahwa tidak ada satu halpun yang dapat membenarkan bahwa setiap pelanggan itu sama satu dengan yang lainnya. Mereka berbeda dari kebutuhan secara khas dan khusus. Dengan kata lain tidak ada pelanggan rata-rata, Jadi, dalam membangun loyalitas pelanggan perusahaan harus berkonsentrasi pada perbedaan, bukan hanya rata-rata.

Banyak perusahaan berfikir bahwa pelanggan mereka secara umumnya memiliki kemiripan dalam hal kebutuhan dan keinginan mereka yang serupa/sama. Asumsi yang sangat tidaak benar ini menuntun mereka untuk harus membuat penawaran yang mediocre dan pukul-rata saja untuk pelanggan mereka yang bervariasi.
Dalam hal ini The Marketing Company harus bisa mengintegrasikan segala hal dalam dirinya untuk pelanggan agar tercipta sebuah ikatan dan gambaran yang hidup untuk mengetahui kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi pelanggan secara kompleksitas.

6.       The Principle of Anticipation-Concentrate on Proactivity, Not Just Reaction
( Konsentrasi pada sikap proaktif, tidak hanya reaktif )
Suatu prinsif klasik yang mengandung kebenaran mutlak. Bersikaplah proaktif dalam menghadapi maneuver kompetisi dan perubahan prilaku pasar. Dalam hal ini untuk bersikp proaktif antisipatif diperlukan pemahaman yang mendalam tentang strategi-strategi musuh atau pesaing di pasaran.
The Marketing Company harus siap dan mampuberubah maupun beradaptasi dengan kondisi saat ini, bahkan harus mengantisipasi setiap perubahaan dan bersikap proaktif dalam mengatasi permasalahan yang timbul akibat perubahan.
Dalam prinsip ini perusahaan lebih berkonsentrasi pada pada proaktivitas dan tidak hanya pada reaksi untuk benar-benar menayatu pada pelanggan sebagaimana dijelaskan pada prinsip nomor lima sebelunya. Agar dapat bekerja secara lancar dan dinamis. The Marketing Company berkonsentrasi pada proaktivitas bukan hanya reaktivitas. Jadilah change agent, change driver, change surpriser bagi pelanggan anda.


Maka untuk menjadi seorang kompetitif dalam pasar, ia harus merubah kondisi perusahaanya. Ia harus mampu mengantisipasi perubahan ekonomi, teknologi, dan pasar. Ia harus bersikap proaktif agar dapat bekerja pada lingkungan yang tidak pasti dan lingkunagn yang tidak dapat diramalkan.

7.      The Principle of Brand-Avoid Comodity Like Trap
( Mengabaikan jebakan komodity)
Merk adalah ekuisitas perusahaan yang menambahkan value untuk produk barang dan jasa yang ditawarkan. Atau Merk bisa juga diartikan sebagai aset yang diciptakan value bagi pelanggan dengan meningkatkan dan menciptakan kepuasan bagi pelanggan dan menghargai kualitas produk. Oleh karena itu, lindungilah dan bangunlah merk Anda. Karena mereka itulah yang mampu menghindari commodity-like trap.
Prinsip ini atau disebut juga sebagai prinsif merek, bagi perusahaan merk bukanlah hanya sebuah nama, sebuah logo maupun sebuah symbol belaka. Merk adalah Value Indicatiors dalam The Marketing Company.. Merk ditentukan oleh pengembangan produk perusahaan, customer satisfication and retention, dan value-chain management.
Dengan merk perusahaan mampu membebaskan dirinya dari kurva penawaran-permintaan. Jika perusahaan mampu membebaskan dirinya dari kurva penawaran-permintaan, harga penawaran tidak akan bergantung pada titik keseimbangan harga (price-equilibrium point). Sehingga perusahaan dapat bertindak sebagai Price-Taker bukan Price-Maker.

8.        The Principle of Service-Avoid Category Trap
            ( Mengabaikan jebakan kategori bisnis)
Biasa di sebut-sebut sebagai prinsif service/pelayanan. Service bukanlah sebuah toll-free bagi pelanggan dan layanan perawatan atau layanan pelanggan, melainkan Servis merupakan Value Enhancher dari The Marketing Company.
Servis adalah sebuah paradigma untuk menciptakan sebuah value yang abadi bagi pelanggan melalui produk. Tidak peduli apakah perusahaan tersebut bergerak di bidang industri, restoran, hotel, satu-satunya kategori bisnis adalah Bisnis Servis.
Dalam pengertian ini servis dapat didefinisikan sebagai paradigma. Servis adalah jiwa bagi suatu perusahaan. Servis adalah sikap untuk bertahan dan memenangkan persaingan di masa depan. Servis adalah strategi untuk menghindari business-category trap.
 Oleh karena itu, untuk menjadi sebuah perusahaan servis perusahaan harus secara terus-menerus meningkatkan produk dan servis. Untuk menciptakan value dan menciptakan paradigma yang baik bagi hubungan perusahaan dengan pelanggan, perusahaan harus memberikan value yang konstanta bagi pelanggan

9.            The Principle of Process-Avoid Function Orientation Trap
( Mengabaikan jebakan kategori fungsi )
Seperti pada prinsif kedua setiap orang harus menjadi marketer ( pemasar ). Jangaan ada orang dalam perusahaan yang merasa fungsinya lebih superior dari yang lain. Memuaskan dan mempertahankan pelanggan merupakan tanggung jawab setiap orang, tak peduli apa jabatanya dan fungsinya dalam suatu perusahaan tersebut.
Pada dasarnya prinsip ini menagacu pada penciptaan value pada pelanggan. Ia mencerminkan kulaitas, biaya, dan penghantaran produk dari suatu perusahaan kepada pelanggannya. Prinsip ini adalah Value Enabler dari suatu perusahaan serta menuntut suatu perusahaan untuk menjadi The Captain of Supply-Chain Proces
Dalam prinsif yang disebut prinsif proses ini, Value-Creating seperti Brand, Service, dan Process (value-enabler) seharusnya bukan hanya menciptakan value bagi pelanggan eksternal dan pelanggan investor saja. Akan tetapi, juga menciptakan value bagi pelanggan internal yaitu karyawan sebab karyawan dalam suatu perusahaan harus menjadi pemasar. Merk, Servis, Proses adalah tiga prinsip Penciptaan Value yang dapat memenangkan market-heart pelanggan.
Prinsip proses ini juga mengharuskan sebuah perusahaan untuk menjadi sebuah simpul dari organisasi jariangan yang luas, dalam artian menjadi suatu perusahaan yang bekerja sama terdiri atas pemasok, pelanggan, atau bahkan pesaing. Benchmarking, Engineering, Outsourcing, marger, dan akuisi adalah contoh langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kualitas proses

10.    The Principle of Segmentation-View Your Market Creatively
( Memandang pasar dengan kreativ)
Prinsip yang lebih dikenal sebagai prinsif segmentasi ini merupakan pondasi dalam The Marketing Comapany. Menurut defenisi, pengertian segmentasi ini banyak sekali dari berbagai sudut pandang, seperti yang diuraikan berikut ini bahwa;
 Segmentasi adalah proses membagi pasar berdasarkan pengelompokan, sedangkan menurut The Marketing Company segmentasi adalah “cara memandang sebuah perusahaan secara kreatif”.
Segmentasi merupakan pemetaan suatu pasar menjadi beberapa kategori dengan mengumpulakan perilaku yang serupa dari pelanggan ke dalam sebuah segmen.
 Segmentasi adalah seni untuk mengidentifikasi dan menggamabarkan kesempatan yang berkembang di pasar
Segmentasi adalah langkah awal yang menentukan hidup suatu perusahaan. Peluang pasar ada pada orang-orang yang dapat melihat peluang pasar lebih jauh (beholder) dalam rangka memanfaatkan peluang yang muncul di pasar, pertama-tama mereka harus memandang pasar secara kreatif.
 Prinsip ini akan dibahas hal lain yang paling penting dari perusahaan adalah Strategi Pemasaran. Startegi Pemasaran terdiri atas Segmentation, Targeting, Positionning. Secara keseluruhan ketiga hal tersebut digunakan untuk memengakan mind-share pelanggan. . Apapun variable segmentasi yang digunakan, pastikanlah bahwa pelanggan mempunyai perilaku yang sama dalam memesan, menggunakan, dan servis pada produk.
           
11.  The Principle of Targeting-Allocate Your Resources Effectively
( Mengalokasikan dengan sumber daya)
Lebih popular disebut Prinsif targeting, Menurut defenisi :
  • Targeting adalah proses menyeleksi target market yang tepat untuk suatu produk perusahaan paa suatu pasar.
  • Targeting adalah tentang bagaimana cara yang tepat menempatkan diri dalam suatu segmen target-market yang telah dipilih sebelumnya. Karena itu The Marketing Company menyebutnya sebagai Fitting Strategy dari sebuah perusahaan.

Namun, dalam The Marketing Company targeting adalah startegi untuk meanglokasikan sumber daya perusahaan secara efektif. Mengapa demikian, karena pada dasarnya sumber daya yang kita miliki adalah terbatas.
Ada beberapa kriteria untuk menyeleksi segmen yang tepat bagi sumber daya yang dimiliki perusahaan, yaitu :
    • Ukuran Pasar
Dalam hal ini Perusahaan harus menyeleksi segmen pasar mana yang memiliki ukuran “bagus” untuk mendapatkan return yang diharapkan. Semakin besar ukuran pasar, semakin mengguntungkan segmen tersebut bagi perusahaan
    • Pertumbuhan Pasar
Dalam hal ini Potensi pertumbuhan dari sebuah segmen pasar adalah penting bagi suatu perusahaan. Semakin besar dan luas pertumbuahn suatu pasar, maka akan semaikin menjajikan bagi perusahaan
    • Keunggulan Kompetitif
Yaitu merupakan suatu cara untuk mengukur, apakah perusahaan tersebut memiliki kemampun dan keahlian untuk memenangkan segmen pasar yang telah dipilih
    • Situasi Persaingan
Dalam hal ini Perusahaan mempertimbangkan intensitas persaingan dalam industri berupa jumlah pemain, pemasok, dan entry barriers.
Berdasarkan empat criteria diatas, diharapkan perusahaan harus bisa menemukan kecocokan pada segamen pasarnya untuk kelangsungan hidup sebuah perusahaan tersebut.

12.         The Principle of Positioning-Leading Your Consumers Credibly
( Tuntun pelanggan anda dengan kepercayaan)
Prinsif Positioning dalam hal ini memiliki arti bahwa suatu perusahaan harus menempatkan dirinya didalam benak konsumen.
Dalam prinsif positioning ini, terdapat suatu istilah popular yang berbunyi Being and product menjadi identitas tersendiri suatu produk yang dipasarkan. Pada Prinsip ini lepas dari suatu brand sebuah produk yang ditanamkan pada masyarakat. Sebagai contohnya brand/merek “AQUA“ masyarakat  kita telah lama mengenal minuman mineral tersebut  sebagai minuman yang memiliki kualitas terbaik.
Dalam hal ini saya beranggapan bahwa apabila produk yang kita ciptakan dengan Brand yang bagus dalam artian berkualitas maka dapat dipastikan Value-nya pun akan bagus dalam pandangan masyarakat, dengan melihat kejadian ini secara otomatis produk kita punakan memiliki Positioning yang khusus di hati konsumen/pelanggaan. (Brand harus diposisikan sehingga memiliki nilai)
Untuk mempertahankan identitas yang ditanamkan oleh kedua produk tersebut, kedua produk tersebut harus menambahkan new image tersendiri.

Oleh karena itu, jika tidak ingin memaksakan suatu produk kepada orang lain kita harus memiliki/menarik kepercayaan konsumen dengan memiliki identitas tersendiri.

13. The Principle of Differentation-Integrated Your Concept, Context, and   Infrastructures
      ( Mengintegrasikan isi, konteks dan infrastruktur)
Pada prinsif diferensiasi dalam the marketing of company, perusahaan dituntut untuk menbuat produknnya berbeda dengan produk dari perushaan pesaing. Sebagai contoh perusahaan A membuat jamu bubuk, kita sebagai perusahaan B menciptakan produk yang berbeda yaitu jamu kapsul, hal ini di harapkan untuk menarik costumers, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Lain halnya dengan Infrastruktur mengenai facilities, technology, people used to created concept dan context (orang yang menggunakan konsep dan konteks).
      Pada infrastruktur ini diasumsikan  pada sebuah restaurant, dimana infrasturktur terdapat pada suasana restoran, dekorasi, menu yang disediakan oleh restoran tersebut. Ketiga hal ini adalah inti dari pembahasan pada prinsip nomor tiga belas, ketiga hal ini saling terkait dan berkesinambungan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya. Pada dasar nya prinsip differentiation terdapat brand, image, positioning merupakan suatu kesatuan yang pada yang saling berhubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sam lainnya.


14. The Principle of Marketing Mix-Integrated Your Offers, Logistics, and     Communications.     ( Mengintegrasikan tawaran, logistic dan komunikasi)
Marketing Mix ( Prinsif bauran pemasaran) Marketing Mix merupakan salah satu elemen atau bagian kecil dari  pemasaran. Marketing Mix selalu disimbolkan dengan 4 P (product, price, place, and promotion).
Menciptakan sinergi antara elemen bauran pemasaran ini dengan strategi secara keseluruhan perusahaan adalah kompleks, tapi dapat menghasilkan kekuatan yang dasyat.
Prinsif ini berkaitan erat dengan metode penyampaian atau pola komunikasi untuk mencapai efektivitas.
Selain itu Marketing Mix adalah gabungan antara offer, logistic, dan communication. Maksud offer disini adalah mengenai produk itu sendiri, membandingkan produk dengan harga barang itu sendiri. Logistic adalah mengenai place, kita bisa menghilangkan distributor dan bisa langsung pergi ke retailer. Akan tetapi, anda tidak bisa menghilanhkan logistic dalam prinsip ini. Karena harus ada saluran distribusi baik distribusi langsung atau direct channel dan distribusi tidak langsung atau indirect channel. Salah satu bagian dari logistic adalah place agar konsumen dapat mengetahui saluran distribusi.
Sedangkan untuk communication digunakan publicity atau promotion, sales promotion (komunikasi ynag bersifat jangka pendek, agar image yang diinginkan dapat tercapai), personal selling. Offer dalam hal ini menyangkut product dan price harus diintegrasikan dengan logistic dan communication.
 Diikuti oleh 4P. Dianalogikan sebagai pendayung yang berada dalam perahu, dimana dalam perahu tersebut terdapat 4 orang mendayung yang mendayang kea rah dan tujuan yang sama. Mereka mengintegrasikan seluruh kekutan dan elemen-elemen yang mereka miliki kearah tujuan.

  1. The Principle of Selling-Integrated Your Company, Coustomer, and Your Relationships ( Mengintegrasikan perusahaan, pelanggan, dan hubungan)
Pada prinsip ini ,dideskripsikan bahwa pada tingkat kompetisi ynag semakin meningikat, menjual bukanlah merupakan aktivitas hit and run. Bukan pula aktivitas one time deal. Menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan adalah kunci saluran profit yang lumintu.
 Dalam prinsif yang lebih dikenal dengan prinsif penjualan ini pun dijelaskan bahwa penjualan harus menyatukan antara perusahaan, konsumen, dan hubungan dengan konsumen. Hubungan yang terjadi antara perusahaan dan konsumen bukanlah short term relationship.
Akan tetapi, suatu hubungan yang berlangsung lama atau long term relationship. Dari suatu hubungan yang baik tersebut maka akan tercipta sebuah komunitas yang kemudian akan berkembang menjadi sebuah corporate atau suatu kerja sama yang baik di antar kedua pihak atau lebih.




16.  The Principle of Totality Balance Your Strategy, Tactic, and Value
( Seimbangkan strategi, tahktik dan nilai)

Dalam hal ini keseimbangan dalam menerapkan strategi, tahktik, dan nilai pemasaran akan menciptakan kekuatan tidak tertandingi. Oleh karena itu, sudah sepantasnya apabila prinsif totalitas ini merupakan salah satu prinsip dari penerapan “M” house atau rumah marketing, yang dalam orientasinya dalam Marketing Company dalam pasar persaingan bebas.
Core element atau unsur yang utama untuk memenangkan market share atau pangsa pasar berdasarkan prinsif yang telah di jelaskan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa core element/unsure utama yang berpengharu adalah Uang, fikiran, tenaga, usaha dengan menyeimbangkan pada positioning, differentiation adalah semata-mata untuk memenangkan mind share dan market share.

  1. The Principle of Agility Balance What-Your What, Why, and How
( mengintegrasikan apa, mengapa, dan bagaiman)
Pada prinsip kecerdasan ini pembaharuan mental dan spirit perusahaan akan tercipta apabila kita dapat mencari, mengolah, dan menggunakan informasi untuk mempertajam daya saing perusahaan
Dalam hal ini perusahaan juga dituntut untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggannya ( costumers ). Perusahaan harus mengetahui bagaimana cara yang terbaik untuk membuat pelanggannya mencapai titk satisfication. Tidak lain dan tidak bukan karena untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan pelanggan.
 Dan perusahaan harus berpikir mengapa costumer-nya merasatidak puas. Oleh karena itu, pada prinsip ini perusahaan dituntut untuk melakukan improve atau perbaikan dalam segala hal untuk memuaskan pelanggannya.

  1. The Principle of Utility-Integrated Your Present, Future, and Gap
( Mengintegrasikan masa kini, masa depan dan antara GAP)
Dalam prinsif utilitas ini perusahaan dituntut harus pandai melihat utilty atau kegunaan produk yang bagaimana diinginkan oleh pelanggan tersebut. Perusahaan juga harus memikirkan kelangsungan hidupnya serta daya laku produknya dipasaran yang akan datang, lebih spesifiknya perusahaan harus memiliki jangka hidup yang panjang ke depan begitu pun produk yang ia ciptakan harus terus ber inovasi tidak hanya untuk masa sekarang, akan tetapi juga untuk di masa yang akan datang.
 Perusahaan juga harus memikirkan opportunity share. Maksudnya perusahaan selain harus memikirkan kegunaan dari produk yang ia hasilkan, perusahaan juga harus bisa melihat peluang mana yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kegunaan suatu produk tersebut untuk menjaring market share yang lebih luas lagi.
Setiap perusahaan tentu punya rencana ( visi dan misi ) baik jangka pendek maupun jangka panjangyang mengarah kepada target-target dan tujuan tertentu yang hendak di capai. Ketahuilah posisi perusahaan pada saat ini mukin jaya, tapi bayangkan lima atau sepuluh tahun ke depan apa yang akan terjadi. Kalau yang dibayangkan baik, bersiaplah untuk menuju ke posisi itu. Tapi sebaliknya jika tidak bersiap-siaplah untuk menyiapkan strategi bagaimana cara mengatasinya. Jangan tidur/selalu peka terhadap perubahan/ketahuilah posisi yang akan datang apa yang terjadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BEYONCE

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info