BAB I
PENDAHULUAN
A.1 Latar Belakang
Telah
kita ketahui bersama bahwa tujuan perusahaan didirikan salah satunya adalah
untuk mendapatkan benefit ( keuntungan ), oleh karena itu mungkin kita juga
sepakat dengan pendapat para ahli ekonomi yang menyaatakan bahwa pemasaran
merupakan ujung tombak suatu perusahaan. Mengapa demikian! Sebab mati-hidup,
maju-mundur suatu perusahaan sangatlah ditentukan oleh suatu pemasaran pada
perusahaan itu sendiri. Namun sekarang, kita bisa melihat dan merasakan sendiri
betapa penting-nya suatu pemasaran pada suatu perusahaan terutama dizaman
sekang ini.
Tak lepas dari itu perkembangan zaman yang semakin
modern ( era globalisasi ) ini pun menyebabkan berbagai bentuk perubahan yang
terjadi di segalah aspek kehidupan, seperti bidang ekonomi, social, politik, budaya
dll. Bidang ekonomi pun tak luput terkena dampaknya, hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya system pemasaran pada suatu perusahaan yang semakin modern.
Beberapa
tahun silam suatu perusahaan di dunia ini menggunakan Strategi Marketing
Convensional dalam melakukan pemasaran terhadap produknya. Namun, sekarang ini
pemasaran seperti itu sudah banyak ditinggalkan oleh perusahaan-perusahaan,
utama nya perusahaan besar yang menguasai pasar. Banyak hal yang
melatarbelakangi mengapa perusahaan-perusahaan meninggalkan strategi tersebut
dan kemudian beralih pada “The Marketing Company” dengan kata lain merupakan
suatu perusahaan yang mengedepankan 18 Guiding Principles of Marketing Company sebagai
pegangan/landasannya, sebagai guiding value, sebagai prinsip-prinsip agar dapat
bersaing di pasar baru maupun dapat bersaing di era zaman seperto sekang ini.
Dari
18 Prinsip-prinsip The Marketing of Company
ini di lambangkan sebagai The “M”
house yang tahan terhadap berbagai factor, baik itu factor eksternal ( factor dari luar ) maupun
factor internal ( factor dari dalam ) change drivers, yang mempunyai dua pilar
yang kuat pada bagian kanan dan kirinya. Kedua pilar tersebut sebagai pondasi
yang kuat bagi perusahaan dalam menjalankan strategi pemasarannya.
Pelanggan
sekarang mulai cerdas ( demanding customers ) tidak seperti dahulu-dahulu, dan
bahkan pesaing sekarang pun sudah menakutkan di dalam bersaing memasarkan
produknya. Bagaimanapun juga suatu persaingan membutuhkan aturan-aturan dan
prinsip-prinsip yang berbeda dari masa sebelumnya (Strategi Marketing
Convensional) agar kita dapat bertahan dan memenangkan suatu persaingan. “
siapkanlah diri dengan berbagai added value untuk bersaing dalam pasar global
dengan menggunakan 18 Guiding The
Priciples of Marketing Company”.
B.2 Tujuan
1. Supaya kita sebagai mahasiswa memahami apa yang
dimaksud dari 18 Guiding Principle The
Marketing of Company
2. Diharapkan ketika kita berwirausaha kelak dapat
mengimplementasikan 18 Guiding Principle The Marketing of Company di dalam
kehidupan berbisnis/berwirausaha pada waktunya nanti
3. Diharapkan 18 Guiding Principle The Marketing of Company
dapat diterapkan dan dijadikan
landasan/pegangan dalam memasarkan suatu produk kelak ketika kita menjadi
wirausaha
4. Mempersiapkan diri kita kelak
ketika menjadi wirausaha untuk menghadapi persaingan dan tantangan dalam pasar global
BAB II
PEMBAHASAN18 GUIDING THE PRINCIPLES OF MARKETING
COMPANY
The Marketing Company merupakan suatu perusahaan yang mempunyai strategi
atau dengan kata lain “18 Guiding Principles The Marketing Company” sebagai
patokan/pegangan/landasan-nya, sebagai guiding
value, prinsip-prinsip tersebut merupakan salah satu jalan untuk dapat
bersaing di pasaran saat ini.
Dalam pasar globalisasi seperti yang terjadi saat ini, Strategy Marketing Convensioal yang dulu
digunkan kini telah ditinggalkan dan kemudian semua perusahaan beralih pada The
Marketing Company, yang disimbolkan sebagai “M” house dengan dua pilar di kanan
dan kirinya. Dalam hal ini, The Marketing Company bukan hanya sebagai market driven company.
Berikut ini ulasan dari kedelapan
belas prinsip-prinsip tersebut, dengan kata lain The Marketing Company :
1. The
Principle of Company-Marketing is a Strategic Business Concept
(
Pemasaran adalah konsep bisnis yang strategis )
Pemasaran adalah sebuah konsep bisnis yang strategi. Merupakan Prinsip
pertama dari delapan belas prinsip dalam The Marketing Company, prinsip ini
digunakan oleh perusahaan untuk menghadapi tantangan pasar, persaingan, dan
juga untuk beradaptasi dengan dunia pasar yang baru. Seperti kata david
Packard, pendiri hawlett-packard, marketing is too important for marketing
department ( pemasaran terlalu penting buat sebuah departemen pemasaran ), oleh
karena itu keputusan-keputusan segmentasi, potitioning, targeting, dan
putusan-putusan sstrategis lainya harus dikendalikan dari atas.
Pemasaran harus menjadi Konsep Bisnis Strategi dalam sebuah kerjasama,
bukan hanya merupakan sebuah tugas fungsional dari sebuah
departemen/perusahaan. Pemasaran juga harus diformulasikan oleh top management
serta memegang tanggung jawab dalam menciptakan pelanggan yang loyal, baik
internal, eksternal, maupun pelanggan investor.
Banyak faktor yang menyebabkan mengapa starategi Konvensional tidak
dipakai atu digunakan lagi, salah satunya adalah strategi konvensional telah
kehilangan kemampunnya untuk bersaing di pasaran global dan perusahaan
“ditekan” oleh eksternal change drivers seperti
teknologi, ekonomi, pasar dan karena perusahaan juga mengalami perubahan
internal organisasi perusahaan itu sendiri seperti shareholders, karyawan, dan kebudayaan organisasi.
2. The
Principle of Community-Marketing is Everyone Business
(
Setiap orang adalah pemasar)
Apabila
perang pemasaran terjadi di pasaran, maka perusahaan diwajibkan untuk
menciptakan Added value ( Nilai tambah ) untuk costumer, sebab ini merupakan
tugas utama setiap individu dalam suatu perusahaan ( Keputusan dan kesetian
costumer/pelanggan merupakan tanggung jawab setiap anggota perusahan )
Dalam
prinsip yang kedua ini perusahaan dituntut harus mempunyai misi yang sama di
dalm perusahaan itu sendiri, sebab ini merupakan tanggung jawab dari setiap
orang yang berada di dalamnya untuk dapat memuaskan dan mempertahankan pelanggan.
Pada
sebuah perusahaan idealnya organisasi suatu perusahaan bersifat datar (flat) bahkan seharusnya tidak ada suatu
tingkatan (layerless), karena pada
dasarnya pemasaran dalam The Marketing Company tidak bertindak sebagai
departemen. Karenanya seluruh departemen adalah departemen Pemasaran, dan semua
fungsi adalah fungsi Pemasaran. Setiap orang adalah pemasar, apapun job
description mereka.
Dalam
The Marketing Company membentuk sebuah komunitas yang dinamakan komunitas
pemasaran yang terdiri dari seluruh karyawan. Jadi, dalam komunitas ini setiap
orang adalah pemasar. Sehingga tanggung jawab setiap orang tersebut adalah
untuk dapat memuaskan dan mempertahankan pelanggan. Tanpa melihat pada jabatan
dan departemen mana karyawan tersebut berada, dia harus terlibat dalam proses
mempertahaankan pelanggan.
- The Principle of Competition-Marketing War is About Value War
( Perang pemasaran merupakan perang nilai )
Prinsip
ini adalah pondasi ketiga dalam menjalankan The Marketing Company yang tidak hanya
mengejar keuntungan semata dalam jangka pendek. Dalam hal ini Perusahaan memposisikan
keuntungan sebagai sasaran jangka panjang dan value orientation sebagai sasaran jangka panjang. Oleh sebab itu,
diharapkan dalm hal ini keuntungan akan mengikuti value.
Perang
pemasaran bukanlah perang pemasaran dalam artian negatip namun perang pemasaran
merupakan perang value. Sedangkan
value dalam hal ini didefinisikan sebagai value
adalah total get( total yang diterima
pelanggan dari kita) dibagi total give(total
yang diterima perusahaan dari pelanggan). Walupun pengaruh value tersebut diformulasikan secar signifikan, ide utama dibalik
prinsip tidak berubah. Value adalah
kunci untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan
Berikut adalah alternatif formula penciptaan
value untuk memenangkan persaingan :
“ Meningkatkan manfaat dan
mengurangi pengeluaran, Meningkatkan manfaat dan mempertahankan pengeluaran
pada tingkat yang konstan, Mempertahankan manfaat pada tingkat yang konstan dan
mengurangi pengeluaran, Meningkatkan manfaat secara signifikan dan menaikan
pengeluaran, Mengurangi manfaat dan pengeluaran secara signifikan “
4. The
Principle of Retention-Concentrate on Loyalty Not Just Satisfaction
(
Konsentrasi pada loyalitas, tidak hanya pada kepuasan )
Pada
era globalisasi sekarang ini, dimana konsumen bebas memilih/mempunyai banyak
pilihan dalam menentukan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan. kepuasan
pelanggan tidaklah menjadi sebuah jaminan bahwa pelanggan tersebut menjadi
loyal. Sekarang ini Kepuasaan telah meningkat menjadi sebuah komoditas penting.
Sebab, Kepuasan merupakan sebuah proses awal dan seterusnya, bukan merupakan
hasil akhir. Dalam hal ini, Sasaran akhir The Marketing Company adalah
loyalitas pelanggan.
Pada
prinsip keempat ini The Marketing Company menekankan kepada loyalitas bukan
hanya kepuasaan pelanggan semata. Maka pastas jika prinsip ini disebut-sebut
sebagai prinsip Puncak (Topping)
pertama dalam The Marketing Company, maka tidak akan cukup apabila The
Marketing Company hanya mementingkan kepuasan pelanggan. Karena memang pada
faktanya Sasaran akhir dari The Marketing Company adalah loyalitas pelanggan.
Hal
yang paling penting bagi The Marketing Company adalah kualitas dari keuntungan,
bukan komoditas dari keuntungan. Sudah terbukti biaya untuk mendapatkan seorang
pelanggan lebih besar dari biaya untuk mempertahankan pelanggan satu orang
pelangan. Oleh karena itu, keuntungan seharusnya didapat lebih banyak daripada existing customers dll. Maka tidak salah
jika saya menarik kesimpulan bahwa Loyalitas pelanggan telah menjadi moving get tersendiri bagi The Marketing
Company agar tetap kompetitif.
- The Principle of Integration–Concentrate on Differences, Not Just Averages
( konsentrasi pada diferensiasi, tidak
hanya rata-rata )
Di dalam prinsip ini menuntut perusahaan agar mampu menjalin hubungan
keakraban pada pelanggannya. Pada situasi yang kacau setiap pelanggan akan
menjadi khas (unique). Hal ini yang
mendasari sebuah fakta yang sangat jelas bahawa semua pelanggan yang diciptakan
tidak sama ( setiap pelanggan itu berbeda/tidak ada yang sama.
Prinsip ini menekankan bahwa tidak ada satu halpun yang dapat membenarkan
bahwa setiap pelanggan itu sama satu dengan yang lainnya. Mereka berbeda dari
kebutuhan secara khas dan khusus. Dengan kata lain tidak ada pelanggan
rata-rata, Jadi, dalam membangun loyalitas pelanggan perusahaan harus
berkonsentrasi pada perbedaan, bukan hanya rata-rata.
Banyak perusahaan berfikir bahwa pelanggan mereka secara umumnya memiliki
kemiripan dalam hal kebutuhan dan keinginan mereka yang serupa/sama. Asumsi yang
sangat tidaak benar ini menuntun mereka untuk harus membuat penawaran yang mediocre dan pukul-rata saja untuk
pelanggan mereka yang bervariasi.
Dalam hal ini The Marketing Company harus bisa mengintegrasikan segala
hal dalam dirinya untuk pelanggan agar tercipta sebuah ikatan dan gambaran yang
hidup untuk mengetahui kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi pelanggan secara
kompleksitas.
6. The
Principle of Anticipation-Concentrate on Proactivity, Not Just Reaction
( Konsentrasi pada sikap proaktif,
tidak hanya reaktif )
Suatu prinsif klasik yang mengandung kebenaran mutlak. Bersikaplah
proaktif dalam menghadapi maneuver kompetisi dan perubahan prilaku pasar. Dalam
hal ini untuk bersikp proaktif antisipatif diperlukan pemahaman yang mendalam
tentang strategi-strategi musuh atau pesaing di pasaran.
The Marketing Company harus siap dan mampuberubah maupun beradaptasi
dengan kondisi saat ini, bahkan harus mengantisipasi setiap perubahaan dan
bersikap proaktif dalam mengatasi permasalahan yang timbul akibat perubahan.
Dalam prinsip ini perusahaan lebih berkonsentrasi pada pada proaktivitas
dan tidak hanya pada reaksi untuk benar-benar menayatu pada pelanggan
sebagaimana dijelaskan pada prinsip nomor lima
sebelunya. Agar dapat bekerja secara lancar dan dinamis. The Marketing Company
berkonsentrasi pada proaktivitas bukan hanya reaktivitas. Jadilah change agent,
change driver, change surpriser bagi pelanggan anda.
Maka untuk menjadi seorang kompetitif dalam pasar, ia harus merubah
kondisi perusahaanya. Ia harus mampu mengantisipasi perubahan ekonomi,
teknologi, dan pasar. Ia harus bersikap proaktif agar dapat bekerja pada
lingkungan yang tidak pasti dan lingkunagn yang tidak dapat diramalkan.
7. The Principle of Brand-Avoid Comodity Like
Trap
( Mengabaikan jebakan komodity)
Merk adalah ekuisitas perusahaan yang menambahkan value untuk produk barang dan jasa yang ditawarkan. Atau Merk bisa
juga diartikan sebagai aset yang diciptakan value
bagi pelanggan dengan meningkatkan dan menciptakan kepuasan bagi pelanggan dan
menghargai kualitas produk. Oleh karena itu, lindungilah dan bangunlah merk
Anda. Karena mereka itulah yang mampu menghindari commodity-like trap.
Prinsip ini atau disebut juga sebagai prinsif merek, bagi perusahaan merk
bukanlah hanya sebuah nama, sebuah logo maupun sebuah symbol belaka. Merk
adalah Value Indicatiors dalam The
Marketing Company.. Merk ditentukan oleh pengembangan produk perusahaan, customer satisfication and retention, dan value-chain management.
Dengan merk perusahaan mampu membebaskan dirinya dari kurva
penawaran-permintaan. Jika perusahaan mampu membebaskan dirinya dari kurva
penawaran-permintaan, harga penawaran tidak akan bergantung pada titik
keseimbangan harga (price-equilibrium
point). Sehingga perusahaan dapat bertindak sebagai Price-Taker bukan Price-Maker.
8.
The Principle of Service-Avoid Category Trap
(
Mengabaikan jebakan kategori bisnis)
Biasa di sebut-sebut sebagai prinsif service/pelayanan. Service bukanlah
sebuah toll-free bagi pelanggan dan
layanan perawatan atau layanan pelanggan, melainkan Servis merupakan Value
Enhancher dari The Marketing Company.
Servis adalah sebuah paradigma untuk menciptakan sebuah value yang abadi
bagi pelanggan melalui produk. Tidak peduli apakah perusahaan tersebut bergerak
di bidang industri, restoran, hotel, satu-satunya kategori bisnis adalah Bisnis
Servis.
Dalam pengertian ini servis dapat didefinisikan sebagai paradigma. Servis
adalah jiwa bagi suatu perusahaan. Servis adalah sikap untuk bertahan dan
memenangkan persaingan di masa depan. Servis adalah strategi untuk menghindari business-category
trap.
Oleh karena itu, untuk menjadi
sebuah perusahaan servis perusahaan harus secara terus-menerus meningkatkan
produk dan servis. Untuk menciptakan value dan menciptakan paradigma yang baik
bagi hubungan perusahaan dengan pelanggan, perusahaan harus memberikan value
yang konstanta bagi pelanggan
9. The Principle of Process-Avoid Function
Orientation Trap
( Mengabaikan jebakan kategori fungsi )
Seperti pada prinsif kedua setiap orang harus menjadi marketer ( pemasar
). Jangaan ada orang dalam perusahaan yang merasa fungsinya lebih superior dari
yang lain. Memuaskan dan mempertahankan pelanggan merupakan tanggung jawab
setiap orang, tak peduli apa jabatanya dan fungsinya dalam suatu perusahaan
tersebut.
Pada dasarnya prinsip ini menagacu pada penciptaan value pada pelanggan.
Ia mencerminkan kulaitas, biaya, dan penghantaran produk dari suatu perusahaan
kepada pelanggannya. Prinsip ini adalah Value
Enabler dari suatu perusahaan serta menuntut suatu perusahaan untuk menjadi
The Captain of Supply-Chain Proces
Dalam prinsif yang disebut prinsif proses ini, Value-Creating seperti Brand,
Service, dan Process (value-enabler)
seharusnya bukan hanya menciptakan value
bagi pelanggan eksternal dan pelanggan investor saja. Akan tetapi, juga
menciptakan value bagi pelanggan
internal yaitu karyawan sebab karyawan dalam suatu perusahaan harus menjadi
pemasar. Merk, Servis, Proses adalah tiga prinsip Penciptaan Value yang dapat
memenangkan market-heart pelanggan.
Prinsip proses ini juga mengharuskan sebuah perusahaan untuk menjadi
sebuah simpul dari organisasi jariangan yang luas, dalam artian menjadi suatu
perusahaan yang bekerja sama terdiri atas pemasok, pelanggan, atau bahkan
pesaing. Benchmarking, Engineering,
Outsourcing, marger, dan akuisi adalah contoh langkah-langkah strategis
untuk meningkatkan kualitas proses
10. The Principle of Segmentation-View Your Market
Creatively
( Memandang pasar dengan kreativ)
Prinsip yang lebih dikenal sebagai prinsif segmentasi ini merupakan pondasi
dalam The Marketing Comapany. Menurut defenisi, pengertian segmentasi ini
banyak sekali dari berbagai sudut pandang, seperti yang diuraikan berikut ini
bahwa;
Segmentasi adalah proses membagi
pasar berdasarkan pengelompokan, sedangkan menurut The Marketing Company
segmentasi adalah “cara memandang sebuah perusahaan secara kreatif”.
Segmentasi merupakan pemetaan suatu pasar menjadi beberapa kategori
dengan mengumpulakan perilaku yang serupa dari pelanggan ke dalam sebuah
segmen.
Segmentasi adalah seni untuk
mengidentifikasi dan menggamabarkan kesempatan yang berkembang di pasar
Segmentasi adalah langkah awal yang menentukan hidup suatu perusahaan.
Peluang pasar ada pada orang-orang yang dapat melihat peluang pasar lebih jauh
(beholder) dalam rangka memanfaatkan
peluang yang muncul di pasar, pertama-tama mereka harus memandang pasar secara
kreatif.
Prinsip ini akan dibahas hal lain
yang paling penting dari perusahaan adalah Strategi Pemasaran. Startegi
Pemasaran terdiri atas Segmentation,
Targeting, Positionning. Secara keseluruhan ketiga hal tersebut digunakan
untuk memengakan mind-share pelanggan.
. Apapun variable segmentasi yang digunakan, pastikanlah bahwa pelanggan
mempunyai perilaku yang sama dalam memesan, menggunakan, dan servis pada
produk.
11. The Principle of Targeting-Allocate Your
Resources Effectively
( Mengalokasikan dengan sumber daya)
Lebih popular disebut Prinsif targeting, Menurut defenisi :
- Targeting adalah proses menyeleksi target market yang tepat untuk suatu produk perusahaan paa suatu pasar.
- Targeting adalah tentang bagaimana cara yang tepat menempatkan diri dalam suatu segmen target-market yang telah dipilih sebelumnya. Karena itu The Marketing Company menyebutnya sebagai Fitting Strategy dari sebuah perusahaan.
Namun, dalam The Marketing Company targeting adalah startegi untuk
meanglokasikan sumber daya perusahaan secara efektif. Mengapa demikian, karena
pada dasarnya sumber daya yang kita miliki adalah terbatas.
Ada beberapa kriteria
untuk menyeleksi segmen yang tepat bagi sumber daya yang dimiliki perusahaan,
yaitu :
- Ukuran Pasar
Dalam hal ini Perusahaan harus menyeleksi segmen pasar mana yang memiliki
ukuran “bagus” untuk mendapatkan return yang diharapkan. Semakin besar ukuran
pasar, semakin mengguntungkan segmen tersebut bagi perusahaan
- Pertumbuhan Pasar
Dalam hal ini Potensi pertumbuhan dari sebuah segmen pasar adalah penting
bagi suatu perusahaan. Semakin besar dan luas pertumbuahn suatu pasar, maka
akan semaikin menjajikan bagi perusahaan
- Keunggulan Kompetitif
Yaitu merupakan suatu cara untuk mengukur, apakah perusahaan tersebut
memiliki kemampun dan keahlian untuk memenangkan segmen pasar yang telah
dipilih
- Situasi Persaingan
Dalam hal ini Perusahaan mempertimbangkan intensitas persaingan dalam
industri berupa jumlah pemain, pemasok, dan entry
barriers.
Berdasarkan empat criteria diatas, diharapkan perusahaan harus bisa
menemukan kecocokan pada segamen pasarnya untuk kelangsungan hidup sebuah
perusahaan tersebut.
12. The Principle of Positioning-Leading
Your Consumers Credibly
( Tuntun pelanggan anda dengan kepercayaan)
Prinsif Positioning dalam hal ini memiliki arti bahwa suatu perusahaan
harus menempatkan dirinya didalam benak konsumen.
Dalam prinsif positioning ini, terdapat suatu istilah popular yang
berbunyi Being and product menjadi identitas tersendiri suatu produk yang
dipasarkan. Pada Prinsip ini lepas dari suatu brand sebuah produk yang
ditanamkan pada masyarakat. Sebagai contohnya brand/merek “AQUA“ masyarakat kita telah lama mengenal minuman mineral tersebut sebagai minuman yang memiliki kualitas
terbaik.
Dalam hal ini saya beranggapan bahwa apabila produk yang kita ciptakan
dengan Brand yang bagus dalam artian berkualitas maka dapat dipastikan Value-nya
pun akan bagus dalam pandangan masyarakat, dengan melihat kejadian ini secara
otomatis produk kita punakan memiliki Positioning yang khusus di hati
konsumen/pelanggaan. (Brand harus diposisikan sehingga memiliki nilai)
Untuk mempertahankan identitas yang ditanamkan oleh kedua produk
tersebut, kedua produk tersebut harus menambahkan new image tersendiri.
Oleh karena itu, jika tidak ingin memaksakan suatu produk kepada orang
lain kita harus memiliki/menarik kepercayaan konsumen dengan memiliki identitas
tersendiri.
13. The Principle of Differentation-Integrated Your
Concept, Context, and Infrastructures
( Mengintegrasikan isi, konteks dan
infrastruktur)
Pada prinsif diferensiasi dalam the marketing of company, perusahaan
dituntut untuk menbuat produknnya berbeda dengan produk dari perushaan pesaing.
Sebagai contoh perusahaan A membuat jamu bubuk, kita sebagai perusahaan B
menciptakan produk yang berbeda yaitu jamu kapsul, hal ini di harapkan untuk
menarik costumers, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya. Lain halnya dengan Infrastruktur mengenai facilities, technology, people used to
created concept dan context
(orang yang menggunakan konsep dan konteks).
Pada infrastruktur ini diasumsikan pada sebuah restaurant, dimana infrasturktur
terdapat pada suasana restoran, dekorasi, menu yang disediakan oleh restoran
tersebut. Ketiga hal ini adalah inti dari pembahasan pada prinsip nomor tiga
belas, ketiga hal ini saling terkait dan berkesinambungan yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dan lainnya. Pada dasar nya prinsip differentiation terdapat brand, image, positioning merupakan suatu
kesatuan yang pada yang saling berhubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sam
lainnya.
14. The Principle of Marketing Mix-Integrated
Your Offers, Logistics, and Communications. ( Mengintegrasikan tawaran, logistic dan
komunikasi)
Marketing Mix ( Prinsif bauran pemasaran) Marketing Mix merupakan salah satu elemen atau bagian kecil
dari pemasaran. Marketing Mix selalu disimbolkan dengan 4 P (product, price, place, and promotion).
Menciptakan sinergi antara elemen bauran pemasaran ini dengan strategi
secara keseluruhan perusahaan adalah kompleks, tapi dapat menghasilkan kekuatan
yang dasyat.
Prinsif ini
berkaitan erat dengan metode penyampaian atau pola komunikasi untuk mencapai
efektivitas.
Selain itu Marketing Mix adalah
gabungan antara offer, logistic, dan communication. Maksud offer disini adalah mengenai produk itu
sendiri, membandingkan produk dengan harga barang itu sendiri. Logistic adalah mengenai place, kita bisa menghilangkan
distributor dan bisa langsung pergi ke retailer. Akan tetapi, anda tidak bisa
menghilanhkan logistic dalam prinsip
ini. Karena harus ada saluran distribusi baik distribusi langsung atau direct channel dan distribusi tidak
langsung atau indirect channel. Salah
satu bagian dari logistic adalah
place agar konsumen dapat mengetahui saluran distribusi.
Sedangkan untuk communication
digunakan publicity atau promotion, sales promotion (komunikasi
ynag bersifat jangka pendek, agar image yang diinginkan dapat tercapai), personal selling. Offer dalam hal ini menyangkut product dan price harus
diintegrasikan dengan logistic dan communication.
Diikuti oleh 4P. Dianalogikan sebagai
pendayung yang berada dalam perahu, dimana dalam perahu tersebut terdapat 4
orang mendayung yang mendayang kea rah dan tujuan yang sama. Mereka
mengintegrasikan seluruh kekutan dan elemen-elemen yang mereka miliki kearah
tujuan.
- The Principle of Selling-Integrated Your Company, Coustomer, and Your Relationships ( Mengintegrasikan perusahaan, pelanggan, dan hubungan)
Pada prinsip ini ,dideskripsikan bahwa pada tingkat kompetisi ynag
semakin meningikat, menjual bukanlah merupakan aktivitas hit and run. Bukan pula aktivitas one time deal. Menciptakan
hubungan jangka panjang dengan pelanggan adalah kunci saluran profit yang
lumintu.
Dalam prinsif yang lebih dikenal
dengan prinsif penjualan ini pun dijelaskan bahwa penjualan harus menyatukan
antara perusahaan, konsumen, dan hubungan dengan konsumen. Hubungan yang
terjadi antara perusahaan dan konsumen bukanlah short term relationship.
Akan tetapi, suatu hubungan yang berlangsung lama atau long term relationship. Dari suatu
hubungan yang baik tersebut maka akan tercipta sebuah komunitas yang kemudian
akan berkembang menjadi sebuah corporate atau suatu kerja sama yang baik di
antar kedua pihak atau lebih.
16. The Principle of Totality Balance Your
Strategy, Tactic, and Value
( Seimbangkan strategi, tahktik
dan nilai)
Dalam hal ini keseimbangan dalam menerapkan strategi, tahktik, dan nilai
pemasaran akan menciptakan kekuatan tidak tertandingi. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya apabila prinsif totalitas ini merupakan salah satu prinsip dari
penerapan “M” house atau rumah marketing, yang dalam orientasinya dalam
Marketing Company dalam pasar persaingan bebas.
Core element atau unsur yang utama untuk memenangkan market share atau
pangsa pasar berdasarkan prinsif yang telah di jelaskan sebelumnya dapat
ditarik kesimpulan bahwa core element/unsure utama yang berpengharu adalah
Uang, fikiran, tenaga, usaha dengan menyeimbangkan pada positioning, differentiation adalah semata-mata untuk memenangkan mind share dan market share.
- The Principle of Agility Balance What-Your What, Why, and How
( mengintegrasikan apa, mengapa, dan
bagaiman)
Pada prinsip kecerdasan ini pembaharuan mental dan spirit perusahaan akan
tercipta apabila kita dapat mencari, mengolah, dan menggunakan informasi untuk
mempertajam daya saing perusahaan
Dalam hal ini perusahaan juga dituntut untuk mengetahui apa yang
diinginkan oleh pelanggannya ( costumers ). Perusahaan harus mengetahui
bagaimana cara yang terbaik untuk membuat pelanggannya mencapai titk
satisfication. Tidak lain dan tidak bukan karena untuk memenuhi kebutuhan,
keinginan, dan kepuasan pelanggan.
Dan perusahaan harus berpikir
mengapa costumer-nya merasatidak puas. Oleh karena itu, pada prinsip ini
perusahaan dituntut untuk melakukan improve
atau perbaikan dalam segala hal untuk memuaskan pelanggannya.
- The Principle of Utility-Integrated Your Present, Future, and Gap
( Mengintegrasikan masa kini, masa
depan dan antara GAP)
Dalam prinsif utilitas ini perusahaan dituntut harus pandai melihat utilty atau kegunaan produk yang
bagaimana diinginkan oleh pelanggan tersebut. Perusahaan juga harus memikirkan
kelangsungan hidupnya serta daya laku produknya dipasaran yang akan datang, lebih
spesifiknya perusahaan harus memiliki jangka hidup yang panjang ke depan begitu
pun produk yang ia ciptakan harus terus ber inovasi tidak hanya untuk masa
sekarang, akan tetapi juga untuk di masa yang akan datang.
Perusahaan juga harus memikirkan opportunity share. Maksudnya perusahaan
selain harus memikirkan kegunaan dari produk yang ia hasilkan, perusahaan juga
harus bisa melihat peluang mana yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kegunaan suatu produk tersebut untuk menjaring market share yang lebih luas lagi.
Setiap perusahaan tentu punya rencana ( visi dan misi ) baik jangka
pendek maupun jangka panjangyang mengarah kepada target-target dan tujuan
tertentu yang hendak di capai. Ketahuilah posisi perusahaan pada saat ini mukin
jaya, tapi bayangkan lima
atau sepuluh tahun ke depan apa yang akan terjadi. Kalau yang dibayangkan baik,
bersiaplah untuk menuju ke posisi itu. Tapi sebaliknya jika tidak
bersiap-siaplah untuk menyiapkan strategi bagaimana cara mengatasinya. Jangan
tidur/selalu peka terhadap perubahan/ketahuilah posisi yang akan datang apa
yang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar