Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu dari
15 kabupaten di Propinsi Sumatera Selatan. Secara administratif, Kabupaten ini
terletak antara 1,3o – 4o
Lintang Selatan dan 104o 40’ –
105 o 15’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Muara Jambi
Propinsi Jambi dan Selat Malaka
Sebelah
Selatan :
Kec. Sirah Pulau Padang
Kabupaten Ogan Komering Ilir; Kota Palembang; Kec. Gelumbang, Kec. Talang Ubi
Kabupaten Muara Enim.
Sebelah Timur : Kecamatan Pampangan dan Air
Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Sebelah Barat : Kecamatan Sungai Lilin
Kabupaten Musi Banyuasin
Visi Kabupaten Pemerintahan Banyuasin :
“BANYUASIN
SEBAGAI KAWASAN MANDIRI DAN BERDAYA SAING”
Misi Misi Kabupaten Banyuasin
1.
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya
Manusia
2.
Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berwawasan Lingkungan
3.
Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Akuntabel
4.
Meningkatkan Pemerataan Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Kabupaten
Banyuasin selain secara geografis mempunyai letak yang strategis yaitu terletak
di jalur lalu lintas antar provinsi juga mempunyai sumber daya alam yang
melimpah. Kabupaten Banyuasin mempunyai wilayah
seluas 11.832,99 Km2 dan terbagi menjadi 17 kecamatan. Akan tetapi di akhir
tahun 2012 terjadi pemekaran kecamatan menjadi 19 kecamatan. Ada dua kecamatan
yang mengalami pemekaran wilayah, yakni kecamatan Banyuasin I pecah menjadi
Kecamatan Banyuasin I dan Kecamatan Air Kumbang, serta kecamatan Muara Telang
pecah menjadi Kecamatan Muara Telang dan Kecamatan Sumber Marga Telang. Kecamatan
terluas yaitu Kecamatan Banyuasin II dengan wilayah seluas 3.632,40 Km2 atau sekitar 30,70% dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. Kecamatan dengan luas
terkecil adalah Kecamatan Sumber Marga Telang
dengan wilayah seluas 174,89 Km2
atau sekitar 1,48 % dari luas wilayah Kabupaten
Banyuasin.
Topografi,
Hidrologi, Klimatologi, dan Jenis Tanah, Kabupaten Banyuasin memiliki topografi 80 % wilayah datar berupa lahan rawa
pasang surut dan rawa lebak, sedangkan yang 20 % lagi berombak sampai
bergelombang berupa lahan kering dengan sebaran ketinggian 0-40 meter diatas
permukaan laut. Lahan rawa pasang surut terletak di sepanjang Pantai Timur
sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara Padang, Makarti Jaya,
Muara Telang, Banyuasin II, Pulau Rimau, Air Saleh, Muara Sugihan, sebagian
Kecamatan Talang Kelapa, Betung dan Tungkal Ilir. Lahan rawa lebak
terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, sebagian Kecamatan Rambutan, sebagian kecil
Kecamatan Banyuasin I. Sedangkan lahan kering dengan topografi agak
bergelombang terdapat di sebagian besar Kecamatan Betung, Banyuasin III, Talang
Kelapa dan sebagian kecil Kecamatan Rambutan. Dari sisi
hidrologi berdasarkan sifat tata air, wilayah Kabupaten Banyuasin dapat
dibedakan menjadi daerah dataran kering dan daerah dataran basah yang sangat
dipengaruhi oleh pola aliran sungai. Aliran sungai di
daerah dataran basah pola alirannya rectangular
dan di daerah dataran kering pola alirannya dandritik.
Beberapa sungai besar seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Calik,
Sungai Telang, Sungai Upang dan yang lainnya berperan sebagai sarana
transportasi air di sepanjang garis pantai lebih dari 150 Km. Pola aliran di
wilayah ini, terutama didaerah rawa-rawa dan pasang surut umumnya rectangular. Sedangkan untuk
daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut aliran sungainya adalah subparali, dimana daerah bagian tengah
disetiap daerah sering dijumpai genangan air yang cukup luas. Wilayah Kabupaten
Banyuasin memiliki tipe iklim B1 menurut Klasifikasi Oldemand dengan suhu
rata-rata 26,100 – 27,400 Celcius dan kelembaban
rata-rata dan kelembaban relatif 69,4 % - 85,5 % dengan rata-rata curah hujan
2.723 mm/tahun. Sedangkan jenis
tanah di Kabupaten Banyuasin terdiri dari 4 jenis, yaitu:
Organosol : terdapat di dataran rendah/rawa-rawa.
Klei Humus : terdapat di
dataran rendah/rawa-rawa.
Alluvial : terdapat di
sepanjang sungai.
Polzoik : terdapat di daerah berbukit-bukit.4.1.2
Demografi
Tabel Luas Wilayah Menurut Kecamatan di
Kabupaten Banyuasin, 2012
Kecamatan/Districts
|
Luas Wilayah /Total
Area
(Km2)
|
(1)
|
(2)
|
556,91
|
|
020 Betung
|
354,41
|
021 Suak Tapeh
|
312,70
|
030
Pulau Rimau
|
888,64
|
031
Tungkal Ilir
|
648,14
|
040
Banyuasin III
|
294,20
|
041
Sembawa
|
196,14
|
050
Talang Kelapa
|
439,43
|
051
Tanjung Lago
|
802,42
|
060
Banyuasin I
|
186,69
|
061
Air Kumbang
|
328,56
|
070
Rambutan
|
450,04
|
080
Muara Padang
|
917,60
|
081
Muara Sugihan
|
696,40
|
090
Makarti Jaya
|
300,28
|
091
Air Saleh
|
311,57
|
100
Banyuasin II
|
3.632,40
|
110
Muara Telang
|
341,57
|
111 SumberMarga Telang
|
174,89
|
Jumlah/Total
|
11.832,99
|
2011
|
11.832,99
|
2010
|
11.832,99
|
Sumber : Bagian
Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin
Penduduk Penduduk Kabupaten Banyuasin tahun 2011
berjumlah 762.482 jiwa, sedangkan jumlah penduduk tahun 2012 adalah 782.220
jiwa atau naik 2,59 persen dari tahun 2011. Rasio jenis kelamin kabupaten
Banyuasin pada tahun 2012 sebesar 104,34 persen. Hal ini berarti bahwa dari
setiap 100 penduduk perempuan terhadap 104 penduduk laki-laki. Untuk wilayah
kecamatan, rasio jenis kelamin di atas 104 dimiliki oleh kecamatan Muara padang
111,93%, Air Salek 113,29%, Tanjung Lago sebesar 112,44%, Tungkal Ilir 112,27%,
Muara Sugihan 110,52%, Betung 108,24 persen, Suak Tape 108,23%, Rambutan
106,73%, Pulau Rimau 106,54%, Makarti Jaya 105,44% dan Banyuasin I 104,72%.
Kecamatan Banyuasin III, dan Sembawa memiliki rasio jenis kelamin paling kecil,
yaitu sama-sama sebesar 95,94%
Sumberdaya Pertanian, Sektor
pertanian merupakan sektor unggulan di Kabupaten Banyuasin, karena sektor ini
memberikan kontribusi yang paling besar terhadap perekonomian Banyuasin.
Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDRB) tahun 2012
mencapai 30,35 persen dengan nominal nilai output sebesar 4,57 milyar rupiah
(atas dasar harga berlaku). Sektor pertanian terbagi atas lima subsektor,
meliputi sektor tanaman bahan makanan (tabama) atau sering disebut tanaman
pangan hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Tanaman Bahan Makanan
Padi, Produksi pada sawah dan padi ladang di Kabupaten
Banyuasin pada tahun 2012 mencapai 882.597 ton yang dihasilkan dari 200.980
hektar luas panen. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi pertumbuhan
sebesar 7,59 persen yakni dari 820.337,7 ton dengan luas lahan 190.341 hektar.
Perbandingan
produksi per hektar antara padi sawah dan padi ladang menunjukkan bahwa
rata-rata produksi sawah selalu lebih tinggi dibandingkan padi ladang. Hal ini
disebabkan karena padi sawah mendapatkan pengairan yang baik dan teratur
dibandingkan padi ladang.
Palawija, Komoditas palawija mencakup jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah,
kacang kedelai, dan kacang hijau. Tanaman palawija ini dapat ditanam di arel
sawah maupun ladang. Pada tahun 2012, rata-rata produksi palawija mengalami
penurunan produksi dibanding tahun sebelumnya. Dari seluruh jenis tanaman palawija, produksi terbanyak yakni ubi kayu mencapai 22,95 ribu ton, diikuti jagung sebanyak 14,73 ribu ton dan produksi ubi jalar, kacang
tanah dan kacang kedelai masing-masing kurang dari 3 ribu ton.
Perkebunan, Karet, kelapa sawit dan kelapa merupakan komoditi
perkebunan yang banyak diusahakan oleh rakyat Kabupaten Banyuasin, dibanding
dengan komoditi kopi dan kakao. Karet dan kelapa sawit merupakan komoditas ekspor yang
harganya relatif stabil tinggi sehingga kehidupan petani pekebun karet dan
kelapa sawit lebih sejahtera dibanding dengan kehidupan petani lainnya. Harga
yang relatif stabil tinggi untuk karet dan kelapa sawit jatuh turun sejak
terjadi krisis ekonomi global yang melanda perekonomian dunia sekitar bulan
September 2008 dan baru stabil lagi pada pertengahan tahun 2009. Selama tahun 2012, karet,
kelapa sawit, dan kelapa merupakan komoditas yang berproduksi secara signifikan
dibandingkan komoditas perkebunan lainnya.
Produksi komoditas ini berturut-turut mencapai 94.233 ton, 39.039 ton, dan
43.540 ton.
Kehutanan, Menurut
fungsinya, hutan dapat di kelompokkan menjadi Hutan Suaka Alam, Hutan Produksi, Hutan Produksi Terbatas, Hutan
Produksi Konversi, dan Hutan Lindung (pantai dan darat). Pengambilan hasil hutan yang dilakukan secara serampangan
dapat membawa bencana banjir dan tanah longsor, karenanya pengambilan hasil
hutan perlu dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan lingkungan dan
ekosistem. Hasil hutan yang diambil
berupa kayu bulat, dan kayu olahan.
Peternakan, Perhatian
pemerintah terhadap peternakan cukup tinggi, bantuan ternak dan unggas yaitu
sapi dan itik digelontorkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Hewan ternak dibagi dalam kelompok ternak besar,
ternak kecil, dan unggas. Ternak yang masuk kategori ternak besar adalah sapi
perah, sapi, kerbau, dan kuda. Sedangkan kambing, domba, babi, ayam dan itik
digolongkan pada ternak kecil dan unggas. Secara umum, populasi sapi tahun 2012
mencapai 28.071 ekor, dan kerbau mencapai 1.951 ekor. Sedangkan populasi
kambing, domba, dan babi masing-masing sebanyak 27.190 ekor, 1.566 ekor, dan
5.847 ekor.
Perikanan, Pada perekonomian daerah, sub sektor perikanan punya
andil yang cukup besar yakni sekitar 8,26 persen.
Kontribusi yang disumbangkan ini,
dibentuk dari hasil produksi penangkapan ikan dan budidaya ikan. Produksi
perikanan menunjukkan peningkatan seperti selama kurun waktu 2010-2012. Jumlah
produksi perikanan tahun 2011 sebesar 68.203,97 ton meningkat menjadi 75.800,99
ton pada tahun 2012.
Industri, Sumberdaya
Pertambangan, & Penggalian
Industri , Pembangunan industri berupaya untuk meningkatkan nilai
tambah, memperluas lapangan dan kesempatan kerja, menyediakan barang dan jasa
bermutu dengan harga bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri,
meningkatkan ekspor, menunjang pembangunan daerah dan sektor-sektor pembangunan
lainnya serta sekaligus mengembangkan kemampuan teknologi. Besarnya nilai produksi/nilai tambah sektor
industri Kabupaten Banyuasin sangat dipengaruhi oleh industri minyak/gas bumi.
Sehingga untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai sektor industri maka
statistik industri dibedakan dengan migas dan non migas. Pengumpulan data statistik industri besar dan
sedang diperoleh melalui survei tahunan
yang mencakup seluruh perusahaan industri. Sedangkan data industri kecil dan kerajinan
rumah tangga diperoleh melalui survei khusus. Informasi mengenai
jumlah tenaga kerja, investasi dan lainnya disajikan berdasarkan data hasil
survei-survei tersebut. Jenis/kelompok industri utama di Kabupaten Banyuasin, selain migas adalah
(1) Industri kayu dan barang-barang dari kayu (kecuali furnitur), (2) Industri
makanan dan minuman, (3) Industri barang galian non logam, (4) Industri karet
dan barang-barang dari karet. Sepanjang
tahun 2012,
tercatat ada 216 perusahaan industri dengan
tenaga kerja 3.640 orang yang terdata Dinas
Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan di Kabupaten
Banyuasin. Berikut tabel Jumlah Industri dan Tenaga Kerja Kabupaten Banyuasin Periode Tahun 2009 s/d 2012.
Pertambangan dan Penggalian, Kegiatan pada
sektor pertambangan dan energi lebih dititikberatkan pada kegiatan penelitian
dan investarisasi bahan-bahan galian/pertambangan. Di samping itu dalam
mengembangkan eksplorasi dan eksploitasi akan terus dilakukan melalui kontrak
karya maupun kontrak bagi hasil dengan para investor asing. Upaya-upaya untuk
memperluas jangkauan cekungan hidrokarbon terhadap sumber minyak bumi terus
dilakukan. Barang tambang yang strategis dan vital di daerah Kabupaten
Banyuasin meliputi minyak bumi, tanah
liat, pasir dan tanah urug. Minyak bumi terdapat di Kecamatan Pulau Rimau dan
tanah urug terdapat di Kecamatan Talang Kelapa.Produksi minyak bumi di Kabupaten Banyuasin tahun 2012 tercatat sebanyak 1.271.849,14 barel, atau naik
sebesar 7,08 persen dibanding tahun sebelumnya.
Energi, Di Kabupaten Banyuasin, belum semua desa dapat dialiri listrik, dan masih
banyak juga yang belum menikmati air bersih, apalagi air yang disalurkan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) masih sangat terbatas.
Pada tahun 2012,
jumlah desa yang dapat dijangkau listrik melalui PT. PLN sebanyak 190 desa,
atau sekitar 62,50 persen, dengan total pelanggan sebanyak 45.656 pelanggan.
Kondisi Sosial Budaya
Pendidikan Faktor pendidikan merupakan hal yang sangat penting
dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Semakin tinggi
pendidikan masyarakat berarti kualitas sumber daya manusianya juga akan semakin
baik. Dalam bidang pendidikan, variabel-variabel seperti jumlah gedung sekolah,
jumlah murid dan jumlah guru seringkali ditampilkan untuk menggambarkan situasi
pendidikan. Pada tahun ajaran 2011/2012, Kabupaten Banyuasin memiliki sekolah
sebanyak 785 sekolah yang terdiri atas 545 Sekolah Dasar (SD)/sederajat, 158
Sekolah lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/sederajat, dan 82 Sekolah Menengah Umum
(SMU) termasuk kejuruan/sederajat. Sekolah-sekolah tersebut dipakai oleh
murid-murid sekolah negeri dan swasta. Selama tahun ajaran 2011/2012, jumlah
murid SD sebanyak 104.496 orang, SLTP sebanyak 33.319 orang, dan SMU sebanyak
18.611 orang. Jika kita amati tabel 4.1.26 sampai 4.1.38, pada tahun 2012
jumlah murid yang ada cenderung mengalami peningkatan dibanding tahun
sebelumnya.Jumlah guru yang mengajar di masing-masing sekolah pada tahun ajaran
2011/2012 ini terdiri atas 6.773 guru sekolah dasar, 3.205 guru SLTP, serta
guru SMU termasuk SMU kejuruan sebanyak 1.999 orang.
Kesehatan
dan Keluarga Berencana, Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan
prasarana kesehatan yang tersedia. Pada tahun 2012 jumlah fasilitas kesehatan
yang ada di Kabupaten Banyuasin terdiri dari: 1 rumah sakit, 1 rumah bersalin,
29 puskesmas, 12 poliklinik, dan 304 poskesdes. Peranan Keluarga Berencana (KB) sangat besar artinya dalam mengatur tingkat
fertilitas penduduk. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, peserta keluarga
berencana baru di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012 telah melampaui target.
Pada tahun ini realisasi tersebut mencapai 24,22 persen lebih besar dibanding
target. Target yang ditetapkan adalah sebesar 45.705 peserta ternyata
realisasinya mencapai 56.774 peserta